Definisi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara
Pendidikan merupakan proses yang penting dalam kehidupan manusia. Dalam menentukan tujuan dan arah pendidikan, beberapa tokoh yang memberikan kontribusi penting dalam pemikirannya. Salah satu di antaranya adalah Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara, yang juga dikenal dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, ialah seorang tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh di Indonesia. Ia lahir di Yogyakarta pada tahun 1889 dan meninggal pada tahun 1959. Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Taman Siswa, yang merupakan sekolah inklusif yang memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua lapisan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan proses pengembangan potensi manusia secara menyeluruh dan seimbang. Ia menganggap pendidikan sebagai proses yang melibatkan pengembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, agar dapat menjadi manusia yang seutuhnya.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga harus memperhatikan konteks sosial dan budaya setiap individu. Ia menganggap bahwa pendidikan harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kekeluargaan, kerukunan, dan persatuan. Ia percaya bahwa pendidikan yang baik akan membantu membentuk masyarakat yang harmonis dan berdaulat.
Ki Hajar Dewantara juga menyatakan bahwa pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk belajar mandiri dan mengejar cita-cita yang diinginkan. Ia menganggap bahwa setiap individu memiliki potensi yang berbeda dan unik, sehingga pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.
Jadi kesimpulannya, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pengembangan potensi manusia secara menyeluruh dan seimbang. Pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, sesuai dengan konteks sosial dan budaya setempat, berbasis pada nilai-nilai kekeluargaan, kerukunan, dan persatuan, serta memberikan kesempatan untuk belajar mandiri dan mengejar cita-cita yang diinginkan.
![]() |
Sumber: Among Guru |
Ki Hajar Dewantara, yang juga dikenal dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, ialah seorang tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh di Indonesia. Ia lahir di Yogyakarta pada tahun 1889 dan meninggal pada tahun 1959. Ki Hajar Dewantara adalah pendiri Taman Siswa, yang merupakan sekolah inklusif yang memberikan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua lapisan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan proses pengembangan potensi manusia secara menyeluruh dan seimbang. Ia menganggap pendidikan sebagai proses yang melibatkan pengembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, agar dapat menjadi manusia yang seutuhnya.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara juga harus memperhatikan konteks sosial dan budaya setiap individu. Ia menganggap bahwa pendidikan harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kekeluargaan, kerukunan, dan persatuan. Ia percaya bahwa pendidikan yang baik akan membantu membentuk masyarakat yang harmonis dan berdaulat.
Ki Hajar Dewantara juga menyatakan bahwa pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk belajar mandiri dan mengejar cita-cita yang diinginkan. Ia menganggap bahwa setiap individu memiliki potensi yang berbeda dan unik, sehingga pendidikan harus memberikan kesempatan yang sama bagi setiap individu untuk mengejar cita-cita yang diinginkan.
Jadi kesimpulannya, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pengembangan potensi manusia secara menyeluruh dan seimbang. Pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka, sesuai dengan konteks sosial dan budaya setempat, berbasis pada nilai-nilai kekeluargaan, kerukunan, dan persatuan, serta memberikan kesempatan untuk belajar mandiri dan mengejar cita-cita yang diinginkan.